Selasa, 19 Oktober 2010

Satu Desain untuk Semua

Ada sebuah tayangan acara telivisi Jepang dengan judul “Kursus Komputer Untuk Lansia” begitu kira-kira terjemahannya. Kalau kita bandingkan dengan beberapa dekade sebelumnya, saat ini penggunaan komputer telah menyebar luas ke seluruah lapisan masyarakat, tidak hanya di kalangan ahli komputer atau operator saja. Apalagi di negara-negara maju seperti Jepang, ada acara khusus di televisi yang menayangkan kursus komputer bagi kalangan lansia. Disamping itu dengan harga komputer semakin terjangkau, alat bantu elektronik tersebut telah menyediakan desain yang memudahkan pengguna dalam mengoperasikannya, disamping tentunya peningkatan kualitas dan perluasan fungsi kegunaanya.

Lebih spesifik lagi kalau kita perhatikan dari segi software, operating system (OS) seperti windows (Gambar 1) atau linux misalnya semakin dikembangkan dari aspek userfriendly atau keramahan terhadap pengguna. Masih ingat sepuluh tahun yang lalu, jika kita hendak menggunakan komputer harus mempelajari perintah perintah pemrograman tertentu dan pada saat itu komputer identik dengan pemrograman dilayar hitam. Ketika hendak membuka file tertentu kita masih harus mengetikkan command (perintah) tertentu di layar ms-dos, belum lagi jika hendak mengetik tulisan dengan cantik menggunakan program WS atau membuat tabel di program Lotus.



Gambar 1. Tampilan OS windows yang semakin mudah dilihat

Coba kita bandingkan dengan sekarang, bahkan sepertinya seusia anak SD pun bisa diajari untuk membuat file powerpoint untuk presentasi. Terkadang bahkan kita menjadi malas untuk membaca manual softwaretertentu karena cukup dengan mengandalkan intuisi pun kita sudah dapat menggunakannya sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan software dan OS gratis seperti linux pun demikian halnya .

Kemudahan-kemudahan seperti ini juga banyak kita dapati di berbagai barang seperti alat elektronik, kendaraan, dan masih banyak lagi. Produk seperti shampo misalnya, untuk membedakan antara botol shampo dan botol rins pembilas sangat mudah sekali dan bahkan bisa dilakukan dengan mata tertutup. Botol yang terdapat cembungan di bagian tepinya pasti itu botol shampo, karena hal ini sudah menjadi desain yang disepakati oleh sebagian besar produsen shampo, di Jepang terutama. Sejarah awalnya desain ini dibuat khusus bagi penyandang cacat mata agar dapat membedakan walaupun tidak bisa membaca tulisan yang tertera pada label botol produk shampo perusahaan tertentu. Akan tetapi karena adanya tanggapan positif dari konsumen di berbagai kalangan akhirnya disepakati untuk diseragamkan.

Kemudahan-kemudahan ini semua dikarenakan semangat inovasi produk agar selalu diminati oleh konsumen sehingga didesain sedemikian rupa agar konsumen merasa enak, nyaman, dan tidak mengalami kesulitan dalam menggunakannya. Hal ini juga didukung dengan gerakan universal design yang memberikan panduan-panduan dalam mendesain produk sesuai dengan kebutuhan tersebut. Sekurang kurangnya ada 7 prinsip dasar universal design yang dikeluarkan oleh The Center for Universal Design, NC State University. Prinsip prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1. Adil dalam penggunaan

Sebuah desain hendaknya memiliki aspek keadilan, seperti nilai jual dan kegunaan suatu produk dan juga aspek penggunaan produk tersebut digunakan oleh semua kalangan dengan berbagai kemampuan yang dimiliki. Usahakan adanya kesamaan isi dalam setiap proses/langkah yg ada, bahkan jika memungkinkan diusahakan persis atau minimal setara untuk menghilangkan kesan mendiskriminasikan sebagian pengguna atau memberi perlakuan khusus. Kesetaraan yang dimaksud adalah kesetaraan dalam aspek, kenyamanan, privasi, dan keamanan. serta membuat produk mempesona bagi semua pengguna.

2. Fleksibel dalam penggunaan

Sebuah desain hendaklah dapat digunakan secara fleksibel, dapat mengakomodasi keinginan dan penggunaan masing masing orang secara luas. Contohnya seperti terdapatnya beberapa pilihan metode penggunaan. Selain itu juga memberikan panduan bagi pengguna untuk mencapai akurasi dan presisi yang diinginkan serta dapat disesuaikan dengan pace pengguna.

3. Gampang dan dapat dimengerti secara intuisi

Maksudnya desain dibuat sedemikian rupa agar nantinya produk dapat dengan mudah digunakan oleh siapa saja. Tidak tergantung dengan pengalaman, pengetahuan, kemampuan bahasa, atau konsentrasi khusus dari pengguna. Caranya adalah dengan menghindarkan hal-hal yang tidak diperlukan. Kemudian juga konsisten dengan intuisi atau apa yg diharapkan oleh pengguna di setiap langkah penggunaan, menyusun informasi berdasarkan tingkat kepentingan, serta menyediakanfeedback/pembetulan setelah mencapai tahap penyelesaian.

Sebagai contoh pada alat-alat emergency, seperti alat pemadam kebakaran disediakan panduan penggunaan. Hal yang sama juga terdapat ruang kerja pabrik perusahaan besar seperti Yamaha Motor misalnya, biasanya di setiap alat ditempelkan manual cara penggunaannya. Hal tersebut sangat berguna ntuk menghindari atau mencegah kesalahan-kesalahan penggunaan alat-alat tersebut

4. Kemudahan informasi

Berikan informasi yang diperlukan dengan dikemas dengan baik sehingga mudah dicerna dan tidak tergantung oleh kondisi lingkungan pengguna. Untuk informasi-informasi yang penting digunakan berbagai alat bantu seperti gambar, suara maupun model 3 dimensi, walaupun nantinya seolah menjadi boros dan berlebih. Contoh paling dekat adalah pada tampilan komputer, misalnya icon mycomputer selain diberikan gambar komputer, dibawahnya cantumkan juga tulisan Mycomputer. Mungkin bagi yang sudah terbiasa akan terasa berlebihan, tapi bagi para pemula yang baru belajar memakai komputer mungkin membantu untuk menghapalkan bagian yang mana yang harus di klik.

5. Toleransi terhadap kesalahan

Human error adalah faktor yang bisa dipastikan akan selalu muncul dalam pengoperasian berbagai hal. Untuk itu hendaknya suatu produk didesain sedemikian rupa sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan, kerusakan, apalagi bahaya akibat kelalaian maupun ketidak sengajaan bisa diminimalisir. Caranya adalah dengan menyusun dan mengelompokkan kemungkinan besar akan sering digunakan, menyebabkan kerusakan, disembunyikan atau dipisahkan karena akan menimbulkan kerusakan yang fatal. Lebih jauh lagi adalah dengan menyediakan peringatan pada saat terjadi kesalahan serta menyediakan fasilitas bebas kesalahan (semacam model fail safe di windows) atau dengan cara menambahkanfeature lainnya.

6. Meminimalisir gerak tubuh

Sebuah produk akan digemari oleh pengguna jika bisa digunakan dengan santai dan energi yang minimal. Jadi hendaknya didesain agar dengan mudah dipakai pada saat posisi tubuh normal agar tidak mudah membuat badan cepat merasa letih. Hal ini dapat dicapai dengan mengusahakan agar tidak menuntut pengeluaran energi yg berlebih, mengurangi proses pengulangan, dan meminimalisir penahanan posisi tubuh tertentu dalam waktu yang berkepanjangan.

Sebagai contoh ada yang menarik dari sebuah produk berupa buku semacam kumpulan soal latihan dalam menghadapi ujian. Tidak seperti buku kumpulan soal yang biasanya, pada buku tersebut kunci jawaban di sertakan pada halaman yang sama. Akan tetapi kunci soal dicetak dengan warna tertentu dan disertakan plastik transparan yang sewarna dengan itu, sehingga seorang siswa dengan mudah mengecek kemampuannya dengan membaca soal saja tanpa dapat melihat kunci jawaban jika plastik transparan tersebut diletakkan diatas halaman yang dibaca. Sedangkan pada saat ia hendak mencocokkan jawabannya ia cukup melepaskan plastik transparan tadi.

7. Beri ruang dan ukuran baik untuk pengaksesan maupun penggunaan

Ukuran dan ruangan sudah sepantasnya disesuaikan rupa sehingga pengguna merasa tidak terlalu dibatasi ruang geraknya baik itu untuk menyentuh, menjangkau, mendekati, atau saat hendak berpindah tempat (Gambar 2).


Gambar 2. Pemberian ruang yang cukup

Walaupun terkesan sederhana, beberapa prinsip diatas bila diperhatikan akan sangat membantu dalam mendesain suatu produk/barang, mulai barang yang kecil seperti buku dan pensil, alat-alat berat seperti mobil, atau bahkan dalam mendesain sebuah tata kota. Tujuan akhir dari prinsip-prinsip tersebut adalah untuk mendesain sebuah produk, barang, atau jasa agar lebih menarik dan lebih diterima oleh konsumen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar